Bayu dikenal sebagai prajurit yang penuh semangat, teguh dan berani. Meski belum lama bergabung dengan Lantamal VI, ia telah menunjukkan dedikasi tinggi untuk negaranya. Tidak ada yang mengira bahwa misi tersebut akan menjadi akhir dari perjalanan hidupnya. Berita kematiannya menghantam hati sang ibu seperti gelombang keras yang menghantam Pantai. Kehilangan Bayu bukan hanya kehilangan seorang anak, tapi juga hilangnya tumpuan hidupnya, penghiburnya, dan seluruh harapan masa depan.
Di Spers Lantamal VI, proses penyaluran hak ahli waris Bayu pun segera dimulai. Para petugas di sana memahami kedalaman kesedihan ibu Bayu. Mereka tahu, bahwa bukan materi atau administrasi yang akan mampu mengisi kehampaan hatinya. Namun, hak yang diterima sebagai ahli waris adalah bentuk penghargaan yang diberikan negara kepada ibu yang telah menyerahkan putranya untuk menjaga tanah air.
Petugas di Spers menyaksikan ibu Bayu menjalani proses ini dengan tenang, meski tak jarang air matanya mengalir, mengenang Bayu yang tak akan pernah Kembali. Di ruang administrasi, berkas-berkas yang biasanya terasa formal dan kaku, kini diwarnai oleh emosi yang tak terucapkan. Setiap tanda tangan, setiap verifikasi yang harus dilalui, menjadi bukti bahwa di balik setiap prosedur, ada nyawa dan kisah yang harus dihormati.
Para petugas di Spers Lantamal VI berusaha memberikan rasa hormat dan dukungan, tidak hanya dalam bentuk hak ahli waris, tetapi dalam setiap sikap mereka yang penuh empati. Mereka paham bahwa bayaran dari setiap pengorbanan itu bukanlah semata-mata uang, melainkan rasa aman dan pengakuan akan jasa yang telah Bayu persembahkan. Sang ibu meninggalkan Spers dengan hati yang masih diliputi duka, namun dengan rasa bangga atas pengorbanan anaknya.
Di tepian dermaga, saat langit beranjak menuju senja, ibu Bayu berdiri menatap laut yang luas, membayangkan wajah anaknya di antara ombak yang berkejaran. Ia tahu, Bayu telah pergi dengan cara yang penuh kehormatan, sebagai penjaga tanah air. Dan meski kehilangan ini tak terukur, ia akan mengenang anaknya sebagai pahlawan yang selalu ia banggakan.
0 comments:
Post a Comment