Sunday, November 3, 2024

"PENGORBANAN TAK TERLIHAT: KISAH IBU SANG PRAJURIT MARINIR YANG GUGUR"


Di tengah hiruk pikuk persiapan operasi militer, Dafa, seorang prajurit muda Marinir di Lantamal VI, melangkah tegap dengan semangat yang membara. Dikenal sebagai sosok penuh tanggungjawab dan cinta pada negeri, ia berkomitmen untuk menjaga kedaulatan dan keamanan tanah air, meski risiko selalui menghantuinya. Di balik setiap tugas berat, ada sosok yang ia cinta tanpa batas ialah ibunya. Dafa, ia adalah pengingat akan kasih sayang, kekuatan, dan rumah.

Namun, takdir mengambil jalan lain. Dafa gugur saat menjalankan tugas, meninggalkan kehampaan yang mendalam bagi sang ibu. Kabar duka itu menghancurkan hati seorang wanita tua yang selalu menanti kepulangannya. Setiap hari, ia mengirim doa dari rumah kecilnya, berdoa agar Dafa selalu dalam lindungan-Nya. Kini, doanya berubah menjadi doa pengampunan dan ketenangan bagi anaknya yang telah pergi untuk selamanya. Ia tak lagi menunggu langkah Dafa di pintu, namun mengenang wajah ceria yang selama ini mengisi hidupnya.

Di tengah kepedihan ini, proses penyaluran hak ahli waris di Spers Lantamal VI mulai dijalankan. Meski tugas mereka tampak prosedural, petugas di sana merasakan kedalaman rasa kehilangan seorang ibu yang telah merelakan putranya untuk bangsa. Sang ibu hadir dengan mata yang penuh air mata, namun tegar, mengisi formular dan menyerahkan dokumen yang diperlukan. Bukan harta yang ia pikirkan, tetapi kehormatan dan cinta kasih yang diwakili oleh hak-hak tersebut- peninggalan yang menjadi lambang perjuangan Dafa.

Proses penyaluran hak berlangsung dengan penuh hormat. Setiap Langkah dalam prosedur, setiap lembar dokumen yang diproses, bukan lagi sekedar tugas administrasi, tetapi juga bentuk penghormatan kepada seorang prajurit yang tak sempat berkeluarga. Di Spers Lantamal VI memastikan bahwa hak-hak ibu Dafa disalurkan dengan sebaik-baiknya, sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan atas jasa yang telah diberikan Dafa.

0 comments:

Post a Comment